Commodity Channel Index (CCI) adalah indikator teknikal populer yang digunakan oleh pedagang dan analis di pasar keuangan untuk menilai momentum dan kemungkinan kondisi overbought atau oversold dari harga suatu aset. Dikembangkan oleh Donald Lambert pada akhir 1970-an, CCI diterapkan secara luas pada berbagai instrumen keuangan, termasuk saham, komoditas, dan mata uang.
CCI didasarkan pada konsep bahwa harga cenderung bergerak dalam rentang tertentu seiring waktu. Ini mengukur perbedaan antara harga saat ini suatu aset dan rata-rata historisnya, disesuaikan dengan faktor deviasi standarnya. Indikator ini berosilasi di sekitar garis tengah, biasanya diatur ke nol, menunjukkan apakah harga aset berada di atas atau di bawah rata-rata historisnya.
Pedagang biasanya menggunakan CCI untuk mengidentifikasi peluang beli atau jual potensial. Ketika CCI naik di atas ambang tertentu, ini menunjukkan bahwa aset sedang overbought dan kemungkinan akan terjadi pembalikan harga atau koreksi. Sebaliknya, ketika CCI turun di bawah ambang tertentu, ini menunjukkan bahwa aset sedang oversold dan koreksi harga ke atas mungkin terjadi.
Seperti halnya indikator teknikal lainnya, CCI paling efektif bila digunakan bersama dengan alat analisis dan indikator lainnya. Interpretasi dan pembuatan sinyal dapat bervariasi tergantung pada kerangka waktu dan kondisi pasar. Pedagang dan investor sering menggunakan CCI bersama dengan indikator mengikuti tren dan osilator momentum lainnya untuk membuat keputusan yang lebih tepat dan mengurangi dampak sinyal palsu.
Secara keseluruhan, CCI memberikan wawasan berharga tentang pergerakan harga aset, membantu pedagang menilai tren pasar potensial, mengidentifikasi titik masuk dan keluar, dan mengelola risiko secara lebih efektif. Namun, penting diingat bahwa tidak ada satu indikator pun yang menjamin hasil perdagangan yang menguntungkan, dan manajemen risiko yang tepat serta analisis menyeluruh sangat penting untuk strategi perdagangan yang sukses.